Perjalanan ini sebenarnya hanya sebentar, tapi itulah kita tidak pernah menyadarinya....
keindahan Dunia membuat kita buta akan semua kehidupan sebenarnya....
pernahkan kita tau atau mencari tau, siapa sebenarnya kita?
kenapa kita dihidupkan didunia ini? untuk apa? untuk siapa?
Hanya urusan kepuasan dunia yang kita sibukkan, yang dipermasalahkan, yang selalu kita perjuangkan mati-matian...
dan hasilnya kita bangga-banggakan, seperti kitalah yang paling berhasil, yang paling kaya, paling cantik, terkenal didunia ini, dan segala macem kesombongan yang kita miliki.....
pernahkan terbesit dipikiran kita, "Eh,,, kita ini numpang lo, mapir lo, emang Dunia milik siapa? milik kita? siapa kita? Tuhan?...."
bukan toh,,,,? lalu apa yang kita sombongkan didunia ini, sedangkan kita hanya numpang, semua bakalan hancur, semua yang kita miliki didunia harta dan jabatan atau kecantikan tidak kita bawa ketika kita dikubur ditanah, tidak menjamin kehidupan kita di akhirat nanti.
kecuali kita punya jaminan amal, iman dan ilmu.
Ilmu sesuatu yang sering diutamakan. Tidak dipelihara dengan baik. Kadang ilmu hanya dijadikan sesuatu yang nisbi. Ada tapi tidak ada atau Tidak ada tetapi ada? Tetapi yang pasti adalh ilmu itu satu kewajipan yang tidak boleh di pertikai kerana terdapat bukti dan dalil yang pasti semua mengetahuinya.
Akhir-akhir ini satu fenomena yang ditemui, yang membuat kita ketahui bahawa kadang-kadang seseorang tidak faham dengan ilmu yang dipelajarinya. Untuk apa ilmu itu digunakan? Akan bagaimana bila mengamalkan ilmu itu? Fenomena klasik, tapi tetap membuat kita tidak habis ber fikir.
Belajar, mencari ilmu kadang di jadikan formula belaka. Kerana maruah, harga diri, atau bahkan desakan dari pihak orang lain, orang tua, suami, isteri, desakan majikan ,dan lain-lain lagi. Pada akhirnya ilmu tidak meresapi dalam diri. Tidak meninggalkan bekas. Bahkan mungkin, tidak menjadikan diri lebih baik.
IMAN
Iman pula melahirkan penyaksian mata hati (musyahadah) terhadap ketuhanan ALLAH SWT pada setiap pandangan kepada segala perkara. ALLAH SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Tetapkanlah iman kamu kepada Allah dan Rasul-Nya…" (Ayat 136 : Surah an-Nisaa’)
Sabda rasulullah :
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman”. [HR. Ath-Thabrani]
Ayat di atas ditujukan kepada orang yang sudah beriman. Mereka sudah
pun beriman tetapi masih digesa supaya beriman. Iman pada tahap
permulaan berdasarkan dalil-dalil dan pembuktian. Kemudian mereka
diajak pula kepada iman dengan penyaksian mata hati, menyaksikan
Rububiyah yang tidak pernah berpisah daripada ubudiyah. Tanpa
penyaksian terhadap Rububiyah segala amal tidak berguna kerana orang
yang beramal menisbahkan amal itu kepada dirinya sendiri, sedangkan
tiada yang melakukan sesuatu melainkan dengan izin ALLAH SWT, dengan
Kudrat dan Iradat-Nya, dengan Haula dan Kuwwata-Nya. Himpunan amal
sebesar gunung tidak dapat menandingi iman yang sebesar zarah. Orang
yang beriman dan menyaksikan Rububiyah pada segala perkara dan semua
amal itulah orang yang memperolehi nikmat yang sempurna lahir dan
batin, kerana hubungannya dengan ALLAH SWT tidak pernah putus. Orang
inilah yang berasa puas dengan berbuat taat kepada Allah s.w.t dan
berasa cukup dengan-Nya, kerana tiada Tuhan melainkan ALLAH SWT dan
tidak berlaku sesuatu perkara melainkan menurut ketentuan-Nya. Apa lagi
yang patut dibuat oleh seorang hamba melainkan taat kepada-Nya dan
menerima keputusan-Nya.
Kesimpulannya iman merupakan penentu sah sesuatu amalan seorang hamba yang mengaku iman kepada-Nya.
AMAL
Amal merupakan satu aplikasi yang hasil dari gabungan ilmu dan iman kerana kebenaran iman dapat di lihat amal soleh seseorng .ALLAH bersumpah demi sesungguhnya manusia itu rugi andai beriman tanpa amal.
ALLAH SWT berfirman,
"Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (Surah Al-Asr : 1-3).
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman”. [HR. Ath-Thabrani]
Berdasarkan bukti dan dalil di atas tidak sempurna iman dan ilmu seseorng itu melainkan dengan disulami dengan amal yang terhasil kefahaman dari ilmu ,dan penyatuan yang hadir hasil penyaksian bahawa ianya benar dan hasilnya , anggota badan itu yang bergerak demi merealisasikan ilmu dan iman dengan amal nya .
HUBUNGAN ILMU ,IMAN dan AMAL .
Tentang hubungan antara iman dan amal, demikian sabdanya,
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman”. [HR. Ath-Thabrani]
kemudian dijelaskannya pula bahwa,
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. [HR. Ibnu Majah dari Anas, HR. Al Baihaqi]
Selanjutnya, suatu ketika seorang sahabatnya, Imran, berkata bahwasanya ia pernah bertanya,
"Wahai Rasulullah, amalan-amalan apakah yang seharusnya dilakukan orang-orang?". Beliau Saw. menjawab: "Masing-masing dimudahkan kepada suatu yang diciptakan untuknya"…. [HR. Bukhari]
“Barangsiapa mengamalkan apa yang diketahuinya, niscaya Allah mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.”…. [HR. Abu Na’im]
”Ilmu itu ada dua, yaitu ilmu lisan, itulah hujjah Allah Ta’ala atas makhlukNya, dan ilmu yang di dalam qalb, itulah ilmu yang bermanfaat.” …. [HR. At Tirmidzi]
”Seseorang itu tidak menjadi ‘alim (ber-ilmu) sehingga ia mengamalkan ilmunya.” …. [HR. Ibnu Hibban]
Sekali peristiwa datanglah seorang sahabat kepada Nabi Saw. dengan mengajukan pertanyaan:
”Wahai Rasulullah, apakah amalan yang lebih utama ?” Jawab Rasulullah Saw.: “Ilmu Pengetahuan tentang Allah ! ” Sahabat itu bertanya pula “Ilmu apa yang Nabi maksudkan ?”. Jawab Nabi Saw.: ”Ilmu Pengetahuan tentang Allah Subhanaahu wa Ta’ala ! ” Sahabat itu rupanya menyangka Rasulullah Saw salah tangkap, ditegaskan lagi “Wahai Rasulullah, kami bertanya tentang amalan, sedang Engkau menjawab tentang Ilmu !” Jawab Nabi Saw. pula “Sesungguhnya sedikit amalan akan berfaedah bila disertai dengan ilmu tentang Allah, dan banyak amalan tidak akan bermanfaat bila disertai kejahilan tentang Allah” [HR. Ibnu Abdil Birr dari Anas]
Yuuukkk..... kita sama-sama memperbaiki diri kita, mari kita mendekatkan diri kepada-Nya, mensyukuri nikmat-Nya, Allah bisa melakukan apa saja yang ia mau, jika kita selalu murka dan sombong kepada-Nya,,
dan Dia yang maha Penyayang, Pengasih dan Maha segalanya, maka Ia akan lebih menyayangi kita jika selalu ingat kepada-Nya dan meminta.